Monday, December 11, 2017

Novel Review: The Silent Waters (Element Series #3)- Britainny C. Cherry


Judul              : The Silent Waters
Pengarang     :Brittainy C. Cherry
Genre             :Romance
Tahun Terbit : 22 September 2016
NB                   : Buku ketiga dari Element Series (completely standalone)

Moments.

Our lives are a collection of moments. Some utterly painful and full of yesterday's hurts. Some beautifully hopeful and full of tomorrow's promises.

I’ve had many moments in my lifetime, moments that changed me, challenged me. Moments that scared me and engulfed me. However, the biggest ones—the most heartbreaking and breathtaking ones—all included him.

I was ten years old when I lost my voice. A piece of me was stolen away, and the only person who could truly hear my silence was Brooks Griffin. He was the light during my dark days, the promise of tomorrow, until tragedy found him. Tragedy that eventually drowned him in a sea of memories.

This is the story of a boy and girl who loved each other, but didn’t love themselves. A story of life and death. Of love and broken promises.

Of moments.


The Silent Waters adalah buku ketiga dari rangkaian Element Series yang ditulis oleh Brittainy C. Cherry. Bagi para pembaca yang mungkin pernah membaca karya-karya dari Brittainy C. Cherry sebelumnya mungkin tidak asing lagi  dengan kebiasaan dari penulis satu ini yaitu membuat kita menangis tersedu-sedu. Menurut saya pribadi, buku ini memiliki cerita yang sangat menarik. Brittainy berhasil menggambarkan setiap tokoh dengan cukup jelas dan mampu membuat kita mengimajinasikan para tokoh dengan sangat detail. Rasanya seperti kita berada di dalam cerita tersebut dan bisa merasakan langusng apa yang para tokoh rasakan. 
The Silent Waters mengisahkan tentang 2 umat manusia yang bernama Maggie May dan Brooks Griffin.  Sepanjang kisah, dapat kita jumpai banyak “special moment” antara Maggie dan Brooks yang cukup berhasil menyentuh hati saya. Dan yang seperti telah saya singgung diatas, disetiap adegan mereka berdua saya seperti dapat merasakan apa yang mereka rasakan (Hal ini jarang dapat saya temui di novel-novel karya pengarang lain). Maka  hal inilah yang membuat saya jatuh hati  dengan novel ini
Dan bagi saya, Brooks adalah sosok yang sangat gentle. Karena diselubungi oleh rasa bersalah yang sangat besar kepada Maggie, ia selalu berusaha untuk melindungi Maggie dan selalu berusaha kuat bagi Maggie. Yang awalnya ia sangat menentang keberadaan Maggie di kehidupanya, akhirnya lambat laun hatinya luluh oleh sosok Maggie.
Selain memiliki koneksi yang kuat antara 2 pemeran utama dalam kisah ini, saya juga sangat tersentuh dengan hubungan antara Maggie dan ayahnya. Walaupun kebanyakan orang melihat Maggie sebagai beban di keluarga ini. Namun dapat dilihat bahwa ayahnya sama sekali tidak berpikir demikian. Ia tetap menunjukkan rasa sayangnya yang tulus kepada anak perempuannya dan yang paling terpenting ia tidak pernah kehilangan iman kepada Maggie. Saya sangat luar biasa tersentuh dengan satu kalimat dari ayahnya yang selalu ia katakan kepada Maggie yaitu, 
“The world keeps spinning because your heartbeats exist.”
Bagi saya cukup kalimat ini terucap dari ayahnya sudah membuktikan betapa besar cintanya untuk Maggie. 
Untuk novel ini, saya nyaris tidak dapat menemukan kekurangan. Saya sangat menikmati setiap bab dalam novel ini. Dan novel ini tidak berhasil membuat saya kecewa walaupun saya telah membaca ulang kisah Maggie-Brooks namun sebaliknya novel ini berhasil membuat saya menangis tersedu-sedu untuk kedua bahkan ketiga kalinya. Saya sangat menikmati gaya penulisan dari Brittainy dan saya merasakan ada perkembangan yang cukup signifikan dari buku-buku Britainny sebelumnya. Dan Brittainy semakin mahir mengobak-abik perasaan kita. 


 “Because none of us are ever alone. You’ve got a family that loves you and will be there for you always. Okay, sport? Okay Daddy.”

"He was my one constant. He never looked at me as if I were broken,either. In his eyes, I was completely whole."

“Not all broken things need to be fixed. Sometimes they just need to be loved. It would be a shame if only people who were whole were deserving of love."

“Happiness was hard to find alone in my bedroom, especially when the one you loved was out loving someone else."

“Maggie May, you’re good enough just the way you are."

“Being in love with someone didn’t mean you only loved them during the sunbeams. It meant you stood by their side during the cloudy nights, too."






No comments:

Post a Comment